Rabu, 24 Maret 2010

Cinta Putih

Ada bayang yang tak pernah pergi
Ada nama yang s’lalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
Pada hati…bangkitkan semangat diri
tuk lalui hari-hari

Meski kutau bagiku takkan mungkin lagi ada dirimu
Tetap saja kubiarkan engkau mendiami seluruh taman asa
di antara kuntum bunga mawar yang pernah ada diantara kita
Merekah indah diantara ‘harap dan nyata’

Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

Kerispatih – Demi Cinta

Lirik lagunya Kerispatih dari album terbaru Tak Lekang Oleh Waktu. Lagu ini berjudul Demi Cinta.

Maaf ku telah menyakitimu
Ku telah kecewakanmu
Bahkan ku sia-siakan hidupku
Dan ku bau kaus putih diriku
Walau hati ini trus menangis
Menahan kesakitan ini
Tapi kulakukan semua
Demi cinta

Akhirnya juga harus kurelakan
Kehilangan cinta sejatiku
Segalanya telah kuberikan
Juga semua kekuranganku
Jika memang ini yang terbaik
Untuk diriku dan dirinya
Kan kuterima semua
Demi Cinta

Reff:
Jujur…aku tak kuasa
Saat terakhirku genggam tanganmu
Namun…yang pasti terjadi
Ku tak mungkin kan bersama lagi
Bila nanti esok hari
Kutemukan dirimu bahagia
Ijinkan aku titipkan
Usai cinta kita selamanya

ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU

Beribu hari ku lalui bersama mu….
namun kau tak pernah peduli kan hadirku….
berjuta masa ku menemani raga mu…
namun bathinmu tak pernah ingin kan ku…

hingga ambang batas rasa cintaku….
ku langkahkan kaki menjauhi mu….
namun tetap tak kau relakan….
apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu???

cinta atau kah sebatas keinginan dan ke egoisan???

ku terdiam sejenak tuk memutuskan…
namun cinta ku pada mu tetap berkobar…
dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu…

hari pun silih berganti…
namun kau tetap seperti yang dulu…
acuh dan tak peduli pada cintaku…

dan hingga batas waktu ini…
slalu dan kan slalu kUpertanyakan…
ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU

Hilang

Bintang malam kemanakah ia gerangan?
Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak
juga bayang… siang atau malam
Adakah rindu ini harus kugenggam,
Hingga esok hari kujelang…

Ku menyayanginya dari lubuk hati
Tetap merindunya meski t’lah pergi
Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi
Tidakkah rasa ini harusnya mati

dan hilang dari hidupku ini

Tadi Pagi

Tadi pagi…
Kau ucap satu kata perpisahan
dan aku membiarkannya
Bukan ku tak cinta (lagi)

Tadi pagi…
Ku dengar dari kesunyian
Tak seutas hadir penjelasan
Rupanya engkau emosi

Tadi pagi…
Satu kali saja semenjak ada
Kubiarkan maumu bertahta
hingga kau berbisik itu ilusi

Sungguh membingungkanku

Sunyi dan Luka

Sunyi…!!!
Tirainya hanyalah hijab,
dinding yang diselimuti dingin dan gelap
Durinya, kemarung sepi
Musiknya, alunan nada-nada sedih
Sayapnya, awan hitam bercampur mendung tebal
Rasanya, luka bathin yang semakin dalam

Luka…!!!
Taringnya berubah duri tajam yang siap menusuki jantung
Buahnya bathin yang tercabik,
Sanubari yang di iris kecil-kecil,
Menganga tanpa nanah dan darah,
Derita samar tak berwarna,

Lalu, jatuh tersungkur di belahan hati sendiri
Di sekitar belukar taman sunyi, terhempas.
Jeritannya, kristal bening yang terus mengalir
Setetes,
Setetes,
Terus terisak,
Hening tanpa suara
Akkhhhhhh..................!!!!!!

Karena Kau! Musim Tak Pernah Bersemi

Bila tiba musim semi, langit mekar bertabur bintang
Bumi dan gunung rentangkan kesejukan
Pancarkan gelora rasa
Bunga-bunga indah pun semakin segar
Baluti hati yang penuh luka perih

AuraMu itu sangatlah jelas
Biaskan cahaya penuh makna, anggun dan semua sirna
Kata-kata sempit ini semakin terbata
Kelu, terlena pesona nuansa

Tapi, kau...!!! Saat itu berlalu tanpa kata
Dan di sini, dibalik jeruji jiwa gelap ini, musim semi tak pernah ada
Yang tinggal hanyalah kemarau panjang
Resah dan gelisah pun terus meradang
Gerogoti nurani, lukai hati
Hingga tubuh kering kerontang. Lunglai, tak mampu berdiri

Kau !!!! Terus berlalu..
Tinggalkan sunyi,
Sepi
Dingin
Menganga
Tercabik
Tak pernah bersemi

RINDU DI MALAM HARI.

KASIH KINI KAU TAK HADIR DI PELU KAN KU
KASIH KINI KAU TAK HADIR DI PANDANGAN KU
KASIH MENGAPA LESUNG PIPIT MU
TAK MENYERTAI PERASAAN JIWA KU
KINI KU RINDU STENGAH MATI
MENUNGGU MU DI MALAM HARI.
BETAPA INGINYA KU MEMELUK MU
TAPI KINI KAU TAK HADIR
TAPI AKU TAU APA YG TLAH KAMU JALANI SKARANG
KU HARAP KAN KEPULANGAN MU
SAMPAI BILAKAH AKU HARUS MUNUNGGU....

Derai Hidup

Hidup…?
Apakah hidup ini sulit ..?
Terpaan seiring dengan dentang-dentang waktu
Tak akan kau berjalan bila tak ada sepatu…
Bekal itu akan berguna…
Menjadi perisai dalam laga
Ujung tombak yang harus kau asa
Singkirkan pula raksasa dunia…!!
Selalu dan terus maju…
Bukan kau ! tapi waktu itu !!!
Isak tangismu tak menghentikannya…
Dan tinta-tinta kisahmu terus berderai…
Diatas lembaran-lembaran hari..
Itu pasti…
Ketika tinta telah habis.
Dan kertas telah musnah.

Rahasia Ilahi

Kau…!!
Bukanlah sebuah kamus besar
Yang dapat menilik semua arti
Insan dan hakiki…
Selintas… tampak biasa
Bila dawai itu selalu dipetik
Bila kuali itu terus diisi
Dalam benteng kesederhanaan…
Ia yang melihat mendengar dan mengerti,
Ia yang mengukur menempa dan membalas..
Meski dengung tetap begini,,
Namun .. Alunan ilahi tak ada yang mengerti…

Kepalsuan

Kau tahu, aku buta
Kenapa kau suruh aku melihat
Tak satu pun tersirat
Hanya melarat
Keparat!
Kau tahu, aku cacat
Kenapa kau suruh aku menari
Di atas lembaran suci
Padahal aku tak gemulai
Beradu gaya bersama tinta ini
Kau cercal aku
Dalam permainan diksi
Padahal aku tak mengerti
Apalagi berambisi
Siapa kau ini
Apa kau gerangan yang terselimuti
Dalam rimbunan suara busuk
Yang kau tutupi
Apa kau srigala
Yang membabi buta
Kau ujar susah
Ya, sudahlah
Aku [...]